Pengujian terhadap Sambungan Las pada Tiang Pancang
Tujuan pengujian ultrasonic adalah melakukan pengujian terhadap kualitas las yang digunakan untuk menyambung dua pipa tiang pancang. Pengujian
dilakukan dengan standart ANSI/AWS.DI.I (Structural Welding Code, 2002 Edition) dan Ultrasonic Examination Procedure for Steek Structure. (Doc No: UT22 HH).
Pengujian dengan menggunakan satu unit pesawat Ultrasonic model USK 7
Krautkramer dengan dilengkapi probe normal, probe sudut 70º Block kalibrasi V1 dan V2. Coupant yang digunakan adalah CMC. Pengujian material dengan metode ultrasonic digunakan gelombang transversal maupun longitudinal. Kedua gelombang tersebut dibangkitkan oleh suatu probe (transduser) yang juga berfungsi sebagai penerima gelombang.
Prisip dasar pengujian sambungan las tiang pancang dengan adalah dengan ultrasonic test merambatkan gelombang ultrasonic ke dalam material yang akan diuji melalui transducer probe.Apabila gelombang tersebut mengenai bidang yang tegak lurus dengan arah gelombang, maka akan dipantulkan kembali dan diterima oleh transducer probe dalam bentuk pulsa pada layar CRT (monitor ultrasonic) yang merupakan pulsa cacat (defecta) atau pulsa pantulan balik dari dinding belakang.
Pengujian Beban pada Tiang Pancang Baja
PDA test bertujuan untuk memverifikasikan kapasitas daya dukung tekan pondasi tiang pancang terpasang. Dari hasil-hasil pengujian akan didapatkan informasi besarnya kapasitas dukung termobilisir dengan faktor keamanan 2, dan dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima oleh tiang terpasang.
Pelaksanaan
Pengujian dilaksanakan sesuai ASTM D-4945, yang dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain transduser dan accelerometer transduser pada sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat dengan kepala tiang. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung bawah tiang (toe) setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor. Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan disimpan oleh komputer. Rekaman hasil gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisa dengan menggunakan program TNOWAVE-TNODLT, di mana gelombang pantul yang diberikan oleh reaksi tanah akibat kapasitas dukung ujung dan gerak akan memberikan kapasitas dukung termobilisasi (mobilized capacity). Hasil Pengujian Angka penurunan yang diambil sebagai immediate displacement (perpindahan sesaat) saat beban mencapai kapasitas dukung dengan faktor keamanan (FK) = 2, dan tidak menyatakan penurunan konsolidasi. Beban kerja yang diharapkan per-tiang adalah 140 ton.
Dari hasil uji pembebanan dinamis meliputi kapasitas dukung termobilisasi, yang besarnya ditentukan oleh beban dan energi, maka kapasitas dukung termobilisasi dengan FK=2 yang dihasilkan dinilai memenuhi target beban rencana dengan penurunan (displacement) dan masih dalam batas yang aman.
sumber : http://bpws.go.id/index.php/pengendalian-mutu/item/206-pengujian-ultrasonic
Ultrasonic Cleaning atau ultrasonic cleaner adalah alat pembersih yang menggunakan gelombang ultrasonik (biasanya 20 -400Khz) dan cairan pembersih khusus (minimal aquadest ) digunakan untuk membersihkan bagian alat atau glassware .
Gelombang Ultrasonik dapat digunakan dengan hanya menggunakan air biasa, tapi penambahan solvent khusus akan membantu membuat dampak lebih baik.
Proses pembersihan biasanya berlangsung 3 sampai 6 menit.
Dalam perkembangannya alat ini juga sekarang digunakan untuk melarutkan sample.
Alat ini cocok juga digunakan untuk membersihkan : Kacamata, perhiasan, peralatan kedokteran gigi, printer head, sisir, peralatan tatto, gigi palsu, arloji, dan lain sebagainya.
Pembersihan Ultrasonik menggunakan proses gelembung kavitasi yang diinduksi oleh tekanan frekwensi tinggi ( suara ) yang mengagitasi cairan.
Proses Agitasi menghasilkan tekanan besar pada bahan bahan yang melekat pada sampel seperti logam, plastik, gelas, karet atauu keramik. Tekanan ini juga masuk ke lubang lubang atau bagian terdalam dari sample.
Tujuan utama adalah memindahkan atau membersihkan segala kontaminasi pada sample padat.
Air atau cairan pembersih lainnya dapat digunakan tergantung dari jenis kontaminan dan bahan yang akan disonifikasi. Kontaminan dapat berupa debu, minyak, pigmen, karat, lemak, ganggang, jamur, bakteri, pengapuran , senyawa polishing, flux agent, sidik jari, jelaga lilin, residu khamir, cairan biologi seperti darah dan lain lain.
Pembersihan Ultrasonic dapat digunakan untuk berbagai ukuran, jenis dan material alat bantu kerja. Dan tidak perlu memisahkan bagian bagian pada saat pembersihan.
Sample tidak boleh diletakkan dibagian bawah alat selama proses pembersiahan, karena akan mencegah proses cavitasi pada sampel yang tidak terkena dengan air. Karena itu dibutuhkan rak atau keranjang untuk menahan object diatas bagian bawah.
Saat ini kita bisa mendapat sistem ultrasonik dengan frekwensi antara 20 sampai 950 KHz, yang dapat dipilih berdasarkan pekerjaan yang akan digunakan, jenis kontaminan yang akan dibersihkan dan tingkat kebersihan yang akan dicapai.
Kenyataannya, kebanyakan sistem saat ini mempunyai lebih dari satu frequensi ultrasonik. Alat tersebut mungkin akan menggunakan 40/70/170 untuk pembersihan secara bertahap
Frekwensi umum yang bisa digunakan adalah 20-40 untuk pembersihan berat pada peralatan seperti mesin blok logam berat, tanah yang sangat berminyak .
frekwensi 4- -70 kHz digunakan untuk pembersihan umum dari bagian optik mesin , sangat baik untuk membersihkan partikel kecil.
Frekwensi 70-200 kHz digunakan untuk pembersihan ringan secara ultra dari optik, semikonduktor, disk drive dl
Terapi ultrasound (US) adalah salah satu jenis terapi dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang menggunakan gelombang suara/ultrasound dengan frekuensi gelombang suara yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia yaitu dengan frekuensi ≥20.000 kali per detik/Hertz (Hz) untuk tujuan terapi dalam bidang rehabilitasi muskuloskeletal. Terapi ultrasound dapat mencapai kedalaman 2-5 cm dari permukaan tubuh.
Bagaimana Prinsip Kerja Terapi Ultrasound?
Terapi ultrasound dapat memberikan efek termal atau efek pemanasan dalam maupun superfisial, dan efek non termal (efek mekanik yang dapat berfungsi untuk memasukan jenis obat tertentu, efek pemijatan dan efek biologis yang dapat mempengaruhi proses yang terjadi di jaringan atau sel sehingga dapat mempercepat terjadinya pemulihan atau regenerasi jaringan). Efek terapi ini tentunya bergantung pada diagnosis penyakit seseorang dan tujuan terapi yang diberikan dengan dosis yang berbeda-beda untuk setiap individu.
Apa Indikasi Terapi Ultrasound?
1. Pemendekan otot atau spasme otot. 2. Pemendekan jaringan lunak lain seperti kapsul sendi, ligamen, dan tendon yang menyebabkan keterbatasan gerak sendi dan nyeri. 3. Peradangan sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. 4. Nyeri sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. 5. Luka yang sulit sembuh. 6. Trauma pada sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. 7. Entrapment syndrome yaitu terjepitnya saraf tepi oleh jaringan lunak pada sendi-sendi tertentu. Misalnya: Carpal Tunnel Syndrome (CTS). 8. Stimulasi pertumbuhan tulang pada patah tulang. 9. Membantu memasukkan obat-obat topikal atau yang dioles sebagai media transmisi terapi ultrasound sehingga obat-obat tersebut akan masuk lebih dalam mencapai target terapi dan efektif. Terapi ultrasound jenis ini disebut Phonophoresis. 10. Beberapa penelitian terbaru juga mengatakan terapi ultrasound dapat membantu resorpsi penumpukan kalsium di tendon otot-otot bahu, meskipun mekanisme kerja sebenarnya belum diketahui secara pasti.
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).
Cara Kerja
AN-PQS 2A hand held sonar
Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.
Sejarah
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
Dua Jenis Sonar
Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar.
Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif, di mana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu objek, petugas sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Karena tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat hanya mendengarkan. Pada sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
Mengenal Lebih Jauh Alat Kedokteran, Ultrasonografi
Mengenal Lebih Jauh Alat Kedokteran, Ultrasonografi — Ultrasonografi (USG) adalah sebuah metode diagnosis pencitraan yang menggunakan suara ultra berfrekuensi tinggi untuk menggambarkan organ internal. Resolusi gambar yang ditampilkan dipengaruhi oleh frekuensi yang dipilih ketika pemerikasaan. Biasanya frekuensi yang beroperasi mulai dari 2 MHz hingga 13 MHz.
USG dalam dunia medis dapat digunakan secara luas. Pada saat pelaksaan prosedur terapi atau diagnosis ultrasonografi dapat digunakan, misalnya saja untuk pengeluaran cairan atau biopsy.
USG biasanya digunakan oleh dokter spesialis kandungan untuk memeriksa dan melihat masa kehamilan atau bisa juga digunakan untuk memperkirakan usia kandungan serta hari persalinannya.
Pesawat ultrasonografi memiliki bagian-bagian penting yang digunakan untuk melakukan pelaksanaan pemeriksaan, yaitu:
Central processing unit (CPU)
Probe
Receiver
Display
Analog digital converter
Kursor
Disk storage
Printer
Probe bekerja sebagai penerima gelombang suara sekaligus pemancarnya. Generator akan mengasilkan pulsa listrik yang kemudian diubah menjadi energy akuistik oleh probe yang akan dipancarkan dari arah tertentu pada bagian tubuh yang akan diperiksa.
Energy tersebut sebagian dipantulkan dan sebagian lagi merambat kemudian menembus pada jaringan yang akan membuat bermacam echo yang sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan echo dari jaringan tersebut akan membentur probe yang kemudian akan diubah menjadi pulsa listrik dan diperkuat dimana selanjutnya akan diperlihatkan dalam bentuk cahaya dalam layar oscilloscope. Jadi ketika Probe digerakkan pada bagian tubuh yang diingikan, gambar yang terdapat pada dalam tubuh tersebut bisa dilihat dalam monitor.
Pada awalnya ultrasonografi digunakan untuk terapi, bukan digunakan untuk diagnosis seperti sekarang ini. Lambat laun, ultrasonografi digunakan dalam beberapa ruang dalam dunia medis, dimana dalam dunia kedokteran saat ini USG digunakan untuk alat bantu dalam melakukan diagnosa pada bagian tubuh yang terbagun atau terbentuk dari suatu cairan.
Hampir semua jenis kelelawar merupakan nocturnal, yaitu mahluk yang aktif di malam hari.Memiliki kemampuan Echolocation. Mungkin Kamu selama ini menyangka bahwa kelelawar itu buta, tetapi sebenarnya kelelawar itu tidak buta. Bahkan, penglihatan kelelawar terbilang cukup baik. Meski begitu, kelelawar cenderung lebih menggunakan sistem sonar yang dimilikinya dalam memburu mangsanya. Sistem sonar tersebut disebut dengan Echolocation. Dengan kemampuan echolocation, kelelawar pada awalnya mengeluarkan suara frekuensi tinggi (sejenis teriakan) melalui mulut atau hidungnya, suara tersebut kemudian memantul kembali ke mereka ketika ada sesuatu di depannya. Dengan cara itulah kelelawar mampu untuk menentukan lokasi mangsanya, meski suasana sangat gelap. Suara yang diproduksi kelelawar itu tidak bisa didengar oleh manusia. Perlu Kamu tahu bahwa kemampuan echolocation kelelawar sangat sensitif, karena mampu mendeteksi benda yang sangat tipis.
Suara kelelawar tersebut diproduksi oleh larynx atau kotak suara dengan cara memaksa udara untuk melewati membran vocal yang sangat tipis yang hanya dimiliki oleh kelelawar. Tahukah Kamu? Ketika kelelawar sedang mencari mangsanya biasanya mereka mengeluarkan 10 getaran suara per detiknya, tetapi ketika lokasi mangsanya sudah ditemukan maka akan diproduksi 200 getaran suara dalam setiap detiknya, sehingga mereka dapat mengejar dan menangkap mangsanya.
2.Lumba-Lumba
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, mereka menghasilkan suara bernada tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, suara ekolokasi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Suara lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumba-lumba mendengarkan seksama pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut "jendela akustik". Dari sini, informasi suara diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, berikut ukuran dan pergerakannya. Berkat perangkat ini, lumba-lumba dapat memindai wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah sistem sonar sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai elektronik.
Lumba-lumba juga menggunakan sistem sonar untuk berkomunikasi secara mengagumkan. Mereka mampu saling berkirim pesan meski terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Artinya, seekor lumba-lumba di selat Bosphorus dapat berkomunikasi dengan rekannya di selat Dardanela. Lumba-lumba paling sering berkomunikasi secara menakjubkan untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
Proses mendengar pada manusia melalui beberapa tahap. Tahap tersebut diawali dari lubang telinga yang menerima gelombang dari sumber suara. Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan menggetarkan gendang telinga (yang disebut membran timpani). Getaran membran timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri atas tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh tabung eustachius. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membran jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa. Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi carian selsel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut ini akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga menstimulasi getaran yang diteruskan oleh saraf auditori ke otak, secara skematis proses mendengar.
Bunyi adalah salah satu gelombang dalam fisika, yaitu gelombang longitudinal yang dapat dirasakan oleh indera pendengaran (telinga). Bunyi juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh benda yang bergetar. Setiap getaran yang terjadi akan menggetarkan molekul atau partikel udara di sekitarnya, hal inilah yang menimbulkan bunyi. Benda yang menghasilkan bunyi disebut dengan Sumber bunyi. Bunyi termasuk gelombang longitudinal, artinya bunyi membutuhkan media dalam perambatannya, nah media tersebut bisa berupa zat padat, zat cair atau gas, bunyi tidak dapat merambat pada ruang hampa. Bunyi memiliki cepat rambat yang tidak terlalu kuat, oleh karena itu bunyi membutuhkan waktu untuk berpindah dari satu tempat dari tempat lain. Contohnya adalah ketika ada petir, maka yang lebih dahulu kita sadari adalah cahaya dari petir tersebut, kemudian baru bunyinya terdengar, nah fenomena ini dikarenakan cepat rambat gelombang cahaya jauh lebih cepat dibandingkan cepat rambat gelombang bunyi.
BUNYI
B. SYARAT BUNYI DAPAT TERDENGAR
Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Ada benda yang bergetar (Ada sumber bunyi)
Ada medium yang merambatkan bunyi (baik melalui zat padat, cair atau gas)
Pendengar berada dalam jangkauan sumber bunyi
Frekuensi bunyi termasuk ke dalam frekuensi yang dapat didengar oleh penerima bunyi
D. SIFAT – SIFAT BUNYI
Dikategorikan sebagai gelombang, yaitu berupa hasil getaran yang merambat.
Membutuhkan medium dalam perambatannya (tidak dapat merambat dalam ruang hampa).
Cepat rambatnya dipengaruhi oleh medium perambatannya. Semakin padat / rapat mediumnya maka semakin cepat perambatan bunyi.
Dapat mengalami Resonansi dan Pemantulan.
E. CEPAT RAMBAT BUNYI
Cepat rambat bunyi adalah kecepatan perambatan gelombang bunyi yang didapatkan dari hasil bagi jarak yang ditempuh dengan waktu tempuh bunyi tersebut. Ada dua hal utama yang mempengaruhi cepat rambat bunyi, yaitu :
Kerapatan partikel medium perambatannya. Semakin rapat susunan meidum tersebut maka akan semakin cepat bunyi merambat. Artinya perambatan bunyi pada zat padat lebih cepat dibandingkan ada zat cair.
Suhu medium perambatannya, semakin tinggi suhu medium perambatannya maka akan semakin cepat bunyi merambat, demikian pula sebaliknya.
Rumus cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut :
RUMUS CEPAT RAMBAT BUNYI
atau jika yang diketahui frekuensi, panjang gelombang atau periodenya, maka dapat digunakan rumus berikut ini.
RUMUS CEPAT RAMBAT GELOMBANG
Nah pada rumus tersebut terdapat dua besaran fisika yang berhubungan dengan cepat rambat bunyi, yaitu jarak tempuh dan waktu tempuh. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang besaran-besaran tersebut :
1. Besaran Jarak (s)
Jarak adalah salah satu besaran dalam fisika yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi dalam lintasan tertentu. Satuan Internasional (SI) untuk jarak adalah meter (m), dalam kehidupan sehari hari di indonesia, kita lebih sering menggunakan satuan kilometer (km), sedangkan di Amerika sering digunakan satuan mil atau kaki. Hasil dari Jarak dapat diperoleh dari perkalian kecepatan dengan waktu tempuh.
Penting untuk diketahui kalau “jarak” itu berbeda dengan “perpindahan”. Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi dengan mengkur lintasan yang dilaluinya. Sedangkan perpindahan adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi dengan mengabaikan panjang lintasan yang dilaluinya. Contohnya, Sebuah mobil balap melaju dari titik start, mengelilingi 1 lintasan yang panjangnya 2 kilometer, kemudian berhenti kembali di titik start pada posisi yang sama sebelum ia mulai melintas. “Jarak” yang dilalui mobil itu adalah 2 km, sedangkan perpindahannya adalah 0 (karena dia memulai dan berhenti pada lokasi yang sama).
2. Besaran Waktu Tempuh (t)
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk berpindah dari suatu posisi ke posisi yang lain dalam kecepatan tertentu. Satuan Internasional untuk Waktu Tempuh adalah sekon (s), sedangkan simbol yang dipakai untuk melambangkan waktu tempuh adalah t (huruf kecil). Waktu tempuh dapat diperoleh dari hasil pembagian jarak dengan kecepatan.
3. Frekuensi (f)
Secara umum frekuensi adalah besaran ukuran jumlah putaran ulang suatu peristiwa dalam waktu tertentu. Dalam gelombang bunyi, frekuensi adalah jumlah gelombang bunyi yang melewati titik tertentu dalam satu detik. Satuan internasional yang dipakai untuk frekuensi adalah Hertz (Hz). Simbol yang digunakan untuk melambangkan frekuensi adalah f (huruf kecil).
4. Periode (T)
Secara umum Periode adalah waktu yang ditempuh untuk melakukan suatu peristiwa. Dalam Gelombang, periode adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu satu gelombang. Satuan yang sering digunakan untuk periode adalah detik atau sekon (s). Simbol yang digunakan untuk melambangkan periode adalah T (huruf besar).
RUMUS FREKUENSI DAN PERIODE
5. Panjang Gelombang (λ)
Panjang Gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh satu gelombang. Simbol yang digunakan untuk melambangkan panjang gelombang adalah λ.
Untuk gelombang transversal, satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah.
Sedangkan Untuk Gelombang Longitudinal, satu gelombang terdiri dari satu rapatan dan satu renggangan.
F. RESONANSI DAN PEMANTULAN BUNYI
Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda akibat adanya getaran dari benda lain sebagai pemicunya. Sedangkan pemantulan adalah peristiwa dikembalikannya gelombang bunyi ke arah data karena menabrak bidang pantul tertentu. Sama seperti prinsip pemantulan pada gelombang lainnya. Sudut yang dibentuk antara gelombang bunyi datang dengan garis normal sama dengan sudut yang dibentuk oleh gelombang bunyi pantul dengan garis normal.
G. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS BUNYI
Berikut adalah macam – macam jenis bunyi berdasarkan frekuensinya.
1. Bunyi Ultrasonik
Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia dan hanya bisa didengar oleh beberapa hewan tertentu seperti kelelawar dan lumba-lumba. Bunyi ini sering dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai hal, contohnya seperti pengukuran kedalaman laut dan pemeriksaan USG pada bidang kesehatan.
2. Bunyi Audiosonik
Bunyi Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz. Bunyi Audiosonik merupakan bunyi yang dapat di dengar oleh manusia dan banyak makhluk hidup lainnya.
3. Bunyi Infrasonik
Bunyi infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia, beberapa hewan yang mempunyai kemampuan untuk mendengar bunyi ini antara lain anjing, laba-laba, dan jangkrik.